My Story – Buku “Bangga Jadi Orang Sales Indonesia”

KITA BISA BELAJAR DARI SEMUA ORANG

Lulus dari Universitas 11 Maret di tahun 2001, saya sudah bertekad tidak niat bekerja sebagai Pegawai Negeri, sekalipun pada masa itu banyak orang memilih jurusan Sosial Politik untuk mengincar posisi pejabat pemerintahan. Karena itu, dari Cilacap, saya berkeputusan untuk melamar kerja di Jakarta. Dan, Alhamdulillah saya diterima di penerbit Airlangga sebagai sales buku pelajaran SD pada Januari 2002. Memilih tinggal di rumah kakak meski terbilang  jauh dengan kantor penerbit, karena tidak ada pilihan, saya mengalami masalah adapatasi cuaca. Waktu itu, musim hujan deras dan banjir sedang melanda Jakarta. Cuaca begitu tidak bersahabat, sehingga baru tiga hari bekerja, saya sakit demam tinggi dan batuk lebih dari dua hari. Karena merasa tidak enak sebagai karyawan baru sudah tidak masuk kerja, saya memutuskan berhenti dari pekerjaan tersebut.

Dalam keadaan masih sakit saya dikunjungi oleh seorang teman baik yang membawa koran Kompas. Dia menunjukkan iklan lowongan sales di Astra Toyota. Tanpa pikir panjang, saya ikut melamar dan berhasil diterima sebulan kemudian sebagai Junior Sales Executive di cabang Pramuka.

Uang pemberian orang tua saya waktu hijrah ke Jakarta hanya 350 ribu rupiah. Saya tidak bisa memakainya untuk modal awal kendaraan. Kurang. Jadi, sekalipun tidak punya kendaraan, karena tekad yang bulat dan serius mau berhasil, saya tetap diterima. Tanpa motor serta tanpa pengetahuan dasar soal otomotif, saya berjuang keras agar bisa belajar menguasai pekerjaan dengan cepat. Disertai semangat kerja keras untuk bertindak agar lebih produktif dengan tekad harus bertahan hidup di Jakarta, jangan sampai pulang kampung tanpa hasil, minimal jangan sampai merepotkan orang tua saya di kampung, saya giat belajar. Setelah merasa cukup mengetahui produk knowledge dan prosedur kantor untuk proses transaksi, saya lalu mulai melakukan canvassing dengan menyebar brosur sekaligus mencari data para calon pelanggan di sepanjang jalan Utan Kayu.

Senang sekali rasanya ketika mendapatkan order pertama di pertengahan bulan Maret. Pada hari yang sama saya berhasil menjual 2 unit kendaraan, 1 untuk salah satu bank swasta nasional, satunya untuk pemakai pribadi. Bersyukur juga karena order tersebut saya dapat dari keberhasilan pameran di Cempaka Mas dan Mal Kelapa Gading.

Motor mogok, tantangan untuk bisa beli yang baru

Karena akhirnya merasakan perlunya memiliki motor, saya pun meminta orang tua saya mengirim motor tahun 1976 ke Jakarta. Daripada tidak ada kendaraan, cukuplah motor itu menemani saya keliling-keliling. Namun, apa mau di kata, sekitar jam 10 malam, sepulang dari rumah customer di bilangan Bintara, tiba-tiba motor itu mogok di jalan. Karena belum hapal kota Jakarta, saya menelepon atasan saya Bp. Biyouzmal. Alhasil, beberapa waktu kemudian saya dapat guyon dari beliau, “Motormu sehari jalan, dua hari mogok.” Bagi saya guyon itu menjadi pemicu semangat. Apalagi ketika saya ditawari kepala cabang boleh beli handpone dengan bantuan dana dari beliau dengan mecicil maksimal 6 kali. Saya jadi bersemangat, dan alhamdullilah tidak sampai setahun, saya sudah bisa beli motor baru Honda Supra sebagai kendaraan operasional saya yang pertama dari hasil keringat sendiri.

Saya sangat enjoy dan bersyukur menekuni profesi sebagai sales mobil. Tanpa saya duga profesi ini membuat saya bisa mencukupi kebutuhan pribadi sekaligus membantu orang tua. Selain itu, saya mendapat kesempatan banyak untuk mengikuti berbagai pelatihan dari perusahaan baik yang berhubungan dengan profesi maupun yang bersifat umum. Hal yang tidak kalah penting dan menarik adalah saya bisa mendapat kesempatan berkenalan langsung dengan orang dari berbagai profesi dan latar belakang. Mulai dari kelas ekonomi menengah seperti pedagang atau pengusaha, karyawan, pegawai negeri atau pejabat pemerintah, sampai ke direktur utama perusahaan swasta atau BUMN pernah menjadi langgan saya.

Sejak awal menjadi sales mobil sampai dengan hari ini saya sangat bangga dengan profesi ini. Dari waktu ke waktu  saya terus belajar meningkatkan skill agar saya bisa menjadi lebih profesional lagi. Dari training internal saya belajar teknis dan materi lainnya, selain seminar motivasi, di lapangan saya belajar pemecahan masalah. Berbagai masalah yang saya temui di lapangan mengajar saya untuk tidak mudah menyerah dan membuat saya belajar berpikir mengatasi serta mencari solusi terbaik atas setiap permasalahan.

Saya mulai melihat, profesi sales membuat segala sesuatu yang tadinya terlihat sulit dan tidak mungkin menjadi mungkin. Kalau kita benar-benar memiliki keinginan kuat untuk mewujudkannya, dengan perencanaan dan tindakan yang tepat, dengan melakukan evaluasi dan improvement kita dapat mencapai apa yang kita harapkan. Bahkan, bukan hanya memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi juga bisa membeli mobil, rumah, bahkan berinvestasi.

Pembelajaran adalah proses

Saya selalu menanamkan keyakinan dalam diri saya untuk berhasil. Kalau mau berhasil, kita harus belajar dari yang terbaik. Setiap kali saya bertemu dengan orang-orang yang memberi saya inspirasi akan sesuatu, pertemuan itu bagi saya adalah proses pembelajaran. Saya tidak terfokus mau belajar hanya kepada orang tertentu. Sepanjang tiga kali pergantian manajer cabang dan empat supervisor, saya selalu mendapatkan nilai-nilai positif yang dapat saya terima untuk memperlengkapi saya. Mereka melatih saya meningkatkan keahlian bernegosiasi, berbicara untuk meyakinkan orang,  lebih disiplin, belajar tegas namun tetap menghargai orang lain. Saya juga belajar leadership dan management.

Di antara banyak profesi lainnya, profesi sales adalah profesi yang memberi jenjang karier yang paling luas. Kemampuan salesmanship akan membawa kepada peluang naik karier lebih cepat. Tidak sedikit pengusaha sukses merintis karier mereka dari profesi sales. Jika dibandingkan dengan profesi lainnya, seorang sales hampir sama dengan konsultan. Bagaimana ia dapat memberi saran kepada pelanggan atau calon pelanggannya, demikianlah dia akan disikapi kembali oleh pelanggannya. Tentu saja hal ini membuat saya merasa sebagai orang yang patut bersyukur karena bisa memberi manfaat bagi orang lain. Sayang sekali kalau orang belum mencoba dan tidak mengetahui manis dan indahnya dunia sales sudah menilai secara negatif.

Berbagai penghargaan yang pernah saya raih, seperti predikat wiraniaga teladan dan exclusive member of Star Award merupakan momentum berharga yang memacu semangat saya untuk selalu memberi yang terbaik kepada perusahaan. Saya berharap bahwa keberadaan saya dapat memberi kontribusi yang positif kepada perusahaan yang telah menabur banyak pengetahuan dan keahlian dalam hidup saya. Minimal, saya bisa memberi kontribusi yang signifikan kepada kantor cabang di mana saya ditempatkan dan semoga bisa memberi manfaat lebih banyak lagi bagi sales lain, terutama yang junior. Be Inspiring and useful for others adalah moto  saya saat ini.

Mendukung isteri berbisnis

Belakangan, pengalaman saya menjadi sales akhirnya ditularkan kepada isteri, dengan belajar membuka toko “dunia mimpi”, yaitu toko yang menjual seprai, bed cover dan beragam bantal di daerah Bekasi. Karena lokasi kurang strategis, bisnis ini kurang menguntungkan, sekalipun sudah melakukan berbagai macam in store promo. Setelah mengevaluasi kinerja bisnis, sekarang toko ini saya ubah kegiatannya menjadi toko online, dan syukurlah usaha ini berkembang. Bahkan varian produk yang dijual pun bertambah. Selain itu, saya juga mendapatkan banyak tambahan order pembelian mobil dari para suplaiyer, imbas dari hubungan baik dan kerjasama bisnis yang saling menguntungkan

Saya sungguh senang kalau mendapat kesempatan berbagi pengalaman. Bagi saya, kurangnya minat orang untuk terjun sebagai salesman adalah hal yang menyedihkan. Bayangan pekerjaan yang sulit dan tidak menyenangkan itu adalah hal yang keliru. Karena itu saya sangat mendorong kegiatan yang memungkinkan saya dapat berbagi pengalaman. Jika kita ingin sukses di dunia sales, jangan pernah TTM (Takut ditolak, Tunda pekerjaan, Malas bekerja). Kita harus BAU (Berani menghadapi tantangan, Action mencari prospek dan follow up dan Ulet/gigih dalam bekerja). Terus belajar dan giat bekerja, serta jangan pernah lupa menyertai pekerjaan itu dengan doa adalah penting.

Saya berharap akan lebih banyak lagi muncul salesman yang bisa outstanding dalam performanya, menjual jauh di atas rata-rata dan banyak memunculkan kader di karier yang lebih tinggi lagi, atau bahkan menjadi pengusaha. Keberhasilan inilah yang akan meningkatkan perekonomian nasional yang kuat, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Karena sekarang jaman global. Tidak mustahil bisnis kita bisa mendunia, asal kita pandai mengelolanya. Mudah-mudahan saya termasuk dalam bilangan orang-orang yang demikian, yaitu dapat memberi kontribusi pada roda ekonomi nasional. Semoga.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*