10 Skill Terpenting Menurut World Economic Forum 2020

Dunia terus berubah, bahkan ada yang menyampaikan bahwa salah satu yang bersifat kekal adalah perubahan. Artinya suka atau tidak suka, situasi, kondisi, teknologi dan bahkan setiap manusia setiap saat selalu mengalami perubahan. Perubahan adalah sebuah keniscayaan, bagian dari hukum alam atau biasa disebut sunatullah. Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk menghadapi perubahan kecuali menerima dan mencoba menyesuaikan diri atau beradaptasi.

The World Economic Forum  mengeluarkan sebuah laporan hasil penelitian bahwa di tahun 2025 diperkirakan ada 85 juta pekerjaan bisa dikerjakan baik manusia maupun mesin. (Kontan.co.id, 17 November 2020). Akan terjadi shifting antara manusia dan mesin pada pekerjaan tersebut. Oleh karenanya penting untuk para pekerja agar terus meningkatkan kemampuan mereka agar tidak kalah dengan teknologi.

Dalam laporan ini mereka juga mengurutkan dari hal terpenting di posisi pertama sampai urutan terakhir. Sebagai salah satu contoh, di tahun 2015 WEF menempatkan Creativity di urutan 10, sedangkan pada 2020 kreativitas berada pada posisi tiga teratas.

Yuk kita kupas tuntas 10 Skill atau kemampuan paling penting & dibutuhkan sejak 2020 !

  1. Complex Problem Solving

Menurut laporan WEF, 36% dari seluruh pekerjaan diberbagai industry akan membutuhkan kemampuan Complex Problem Solving sebagai keterampilan terpenting. Complex Problem Solving  adalah keterampilan pemecahan masalah yang kompleks atau sebuah kemampuan yeng dikembangkan untuk memecahkan masalah baru, masalah yang tidak terdefinisikan dengan jelas, di dunia kerja.

Kemampuan ini dibangun oleh praktik-praktik berfikir kritis, melihat masalah dari berbagai sudut pandang (helicopter view) dengan mengembangkan berbagai solusi alternatif. Dari beragam alternatif solusi tersebut ia mampu memilih solusi terbaik karena ia memiliki pemahaman tentang masalah, lingkungan yang mempengaruhi, dan mereka yang terkena dampaknya.

Misalnya ketika kita memimpin team penjualan otomotif di era pandemic Covid-19, di mana terjadi penurunan market, orang masih takut berinteraksi secara langsung dan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau terakhir pemerintah menyebut PPKM atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Bagaimana solusinya ?

Salah satu ikhtiar yang bisa kita lakukan dengan berbagai keterbatasan, pembatasan dalam berinteraksi dengan team dan pelanggan kita ialah dengan memanfaatkan perkembangan  teknologi. Misalnya dengan zoom meeting, google meet, video call kita bisa melakukan koordinasi, monitoring team, dan sarana prospecting serta interaksi dengan pelanggan.

Beberapa terobosan yang bisa dilakukan misalnya dengan menyelenggarakan Virtual Event secara periodic minimal sebulan dua kali, memanfaatkan Auto2000 Digital showroom (Digiroom) dan program pembelian mobil melalui market place seperti Toko Pedia. Tentu Tentu saja yang tidak kalah pentingnya bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi untuk memaintain data base sebagai harta karun yang kita miliki. Misanya dengan memanfaatkan tool WA blaster dan e mail marketing secara personal dengan memberikan informasi dan value yang pelanggan kita butuhkan.

Kita harus bisa memanfaatkan kemampuan problem solving kita dan menyesuaikannya dengan perkembangan teknologi untuk membantu memecahkan suatu masalah.

2. Critical Thinking

Critical Thinking atau berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk berpikir secara logis dan mendalam tentang suatu masalah kemudian menemukan penyelesaian yang paling efektif. Kemampuan ini berkaitan erat dengan skill menganalisis, memeriksa dan menghasilkan kesimpulan yang sesuai dan menyeluruh. Dengan kemampuan ini akan membantu dalam mengimplementasikan ide-ide inovatif yang dihasilkan.

Berpikir kritis fokus pada solusi, bukan argumentasi atau mencari alasan. Ketika kita berpikir kritis, kita tidak hanya menerima semua argument atau kesimpulan begitu saja, melainkan mempertanyakan validitas argument dan kesimpulan tersebut.

Beberapa pertanyaan yang biasa dilontarkan oleh para pemikir kritis antara lain :

Dari mana informasi ini datang ?

Apakah sumber informasinya valid atau bisa dipercaya ?

Apakah kesimpulan yang dihasilkan berdasarkan data, informasi dan bukti nyata atau hanya sekedar firasat ?

Apakah kesimpulan atau keputusan yang dihasilkan menjawab akar permasalahan ?

3. Creativity

Teknologi, aplikasi, digital tools, mesin, robot pintar memang bisa membantu menyelesaikan pekerjaan lebih cepat atau bahkan bisa menggantikan profesi tertentu, tetapi mereka tidak bisa memberikan sentuhan kreativitas, mereka tetap membutuhkan manusia untuk mengoperasikannya. Sumber daya manusialah yang bisa mengembangkan kreativitas, inovasi untuk bisa mengoptimalkan pemanfaatan dan pengembangan teknologi.

Pebisnis atau perusahaan akan lebih membutuhkan orang-orang yang kreatif dan inovatif. Mereka akan memfilter pekerja yang mampu memmunculkan dan menerapkan ide-ide baru yang berbeda dari sebelumnya atau biasa disebut out of the box.

Jika Anda ingin go next level atau naik ke level lebih tinggi secara jenjang karir maka Anda harus terus belajar, meningkatkan literasi, referensi, dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang begitu cepat dan piawai mengeksekusi ide-ide atau project creatif yang bisa meningkatkan revenue dan profit perusahaan.

4. People Management

Kemampuan people management sampai saat ini tidak bisa tergantikan oleh mesin dan teknologi. Oleh karena dalam bekerja, apapun tipe atau model industrinya selalu membutuhkan dan berhubungan dengan manusia. Terutama di level manager atau team leader, skill memanage orang ini akan sangat dibutuhkan untuk mengembangkan produktivitas team.

Skill people management meliputi kemampuan memilih orang terbaik sesuai dengan jabatan atau tugas pekerjaan, membangkitkan motivasi, menggerakkan atau mengarahkan dan mengembangkan skill yang relevan untuk anggota team.

Skill utama pengelolaan orang meliputi kemampuan memberikan instruksi, delegasi, monitoring dan memberikan teguran jika terjadi kesalahan atau melenceng dari tujuan yang sudah ditetapkan.

5. Coordinating with Others

Kemampuan mengkoordinasikan orang lain melengkapi people management. Saat ini, social skill sangat dibutuhkan, karena kita tidak akan mungkin mengerjakan pekerjaan yang kompleks tanpa bantuan orang lain. Kita harus mampu meningkatkan kemampuan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan team internal maupun pihak luar untuk bisa mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Koordinasi adalah suatu Tindakan pengaturan elemen atau komponen-komponen yang kompleks agar semuanya bisa terintegrasi dan bisa bekerja sama secara efektif dan harmonis. Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, koordinasi merupakan aktivitas yang dikerjakan dengan tujuan untuk mengintegrasikan tujuan serta rencana kerja yang sebelumnya sudah ditetapkan. Oleh karenanya kemampuan berkoordinasi dengan orang lain sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis atau pekerjaan.

6. Emotional Intellegent

Kecerdasan emosional sangat berhubungan dengan kemampuan mengenali emosi diri sendiri, mengendalikan emosi, mengenali emosi orang lain, mengambil tindakan yang tepat dan kemampuan bertindak serta berinteraksi dengan orang lain.

Orang yang cerdas secara emosional mempunyai keahlian dalam pengenalan diri sendiri atau biasa disebut Self Awareness. Yaitu mampu mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri, Ia mampu mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai tantangan dan situasi yang dihadapi. Ia juga mengetahui apa yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dan mampu Menyusun strategi untuk mencapainya.

Kecerdasan emosinal juga berhubungan erat dengan empati, yaitu kemampuan mengenali perasaan dan emosi orang lain serta mampu menempatkan diri dalam posisi tersembut. Ia pun mampu berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama, beradaptasi, mengelola komflik dan bersikap dengan tepat terhadap berbagai situasi perasaan dan emosi orang lain. Keahlian ini biasa disebut sebagai keahlian sosial atau social skill.  

Salah seorang pakar Emotional Intellegence di Indonesia Anthony Dio Martin menyebutkan bahwa Sukses itu hanya 20% IQ, 80%nya adalah EQ. IQ membuat Anda diterima, EQ membuat Anda dipromosikan.

7. Judgement and Decision Making

Skill membuat pertimbangan dan mengambil keputusan bukan hanya penting di dunia kerja, bahkan dalam kehidupan keluarga dan pribadi. Agar bisa menilai dan membuat keputusan yang tepat, kita harus mempunyai data dan informasi yang lengkap, serta alternatif-alternatif keputusan yang sesuai dengan inti permasalahan yang dihadapi.

Untuk menguasaI skill ini, kita membutuhkan keterampilan yang lain seperti kemampuan berpikir kritis, kekuatan pengamatan yang baik, kesabaran dan yang terpenting adalah keberanian mengambil resiko atas keputusan yang kita ambil.

8. Service Orioentation

Service Orientation sangat berkaitan dengan bagaimana kita secara pro aktif mencari cara untuk membantu orang lain atau pelanggan atau pemegang kepentingan dari perusahaan kita. Orientasi pada pelayanan sejalan dengan seberapa intens Anda membantu team, rekan kerja, atasan atau orang-orang yang ada di tempat internal dan eksternal perusahaan.

Jika kita tidak menguasai kemampuan ini maka lambat laun kita akan kehilangan pengarug, kepercayaan dan loyalitas anggota team, bahkan pelanggan kita. Seorang pemimpin sejati ialah orang yang mampu membantu teamnya tumbuh dan berkembang tanpa meninggalkan siapa pun.

Saat ini bukan sekedar melayani pelanggan sebagai sebuah kewajiban kerja, melainkan bagaimana kita bisa memberikan service excellence dan memberikan pengalaman yang berkesan dalam setiap interkasi kita dengan pelanggan.

9. Negotiation Skill

Di buku The Greatest Salesway (2018) disebutkan bahwa Negosiasi merupakan proses untuk mencapai kesepakatan dengan memperkecil perbedaan dan mengembangkan persamaan untuk mencapai tujuan Bersama yang saling menguntungkan, Kemampuan bernegosiasi ini sangat dibutuhkan, baik dengan rekan kerja, atasan, maupun pelanggan ataupembeli produk atau jasa kita.

Sebagian besar orang gagal membuat kesepakatan, karena mereka kurang dalam keterampilan bernegosiasi. Dengan lebih banyak praktek bernegosiasi dan banyaknya pengalaman akan semakin mengasah skill dalam melakukan negosiasi.

10. Cognitive Flexy

Fleksibilitas Kognitif adalah skil yang melibatkan banyak aspek, seperti kreativitas, sensitivitas terhadap masalah atau daya kritis, dan penalaran logis. Dengan menguasai skill ini kita akan menyesuaikan gaya komunikasi dengan lawan bicara kita karena setiap individu mempunyai ide, pemikiran , pendapat, emosi dan gaya komunikasi yang unik dan berbeda.

Kita harus bisa bersikap fleksibel dan mampu beradaptasi dengan orang-orang yang berbeda satu dengan lainnya. Oleh karenanya kita harus terus belajar dan praktik serta melakukan evaluasi terhadap problem yang dihadapi untuk mencapai tujuan bisnis atau perusahaan kita.

Salam HEBAT Bersama Inspirasi Harman Dahsyat,

Semoga bermanfaat !

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*